Melambai Disentuh Angin Malam - Adinda, entah apa yang ada dihati anak-anak kita ini? Tapi baiklah kita lihat saja, apa yang akan terjadi lagi dan apa yang mereka lakukan.” Berkata Maharaja Sangiang kepada Maharaninya.”Kanda, dinda yakin, cinta kasih akan selalu menyertai mereka, dan kelak mereka akan menjunjung cinta kasih itu lebih dari segala kemewahan hidup.” Maharaja Sangiang hanya manggut-manggut mendengar kata-kata Maharaninya melambai disentuh angin malam.
“……Clara, aku mencintaimu. Sejak pertemuan kita tempo hari, aku sadar. Aku tak mampu melupakan senyummu, gayamu dan apa saja yang ada padamu…..” Clara tersenyum kecil. Ucapan Dewangga masih terngiang jelas melambai disentuh angin malam dalam lamunannya.
Clara melepaskan ikatan rambutnya, membiarkan rambut hitamnya yang panjang tergerai dan melambai disentuh angin malam. Rembulan mengintip dari sela – sela dedaunan pohon cemara yang tumbuh dihalaman rumah. Gadis remaja yang baru saja menapak usia 17 ini sekali lagi mengusap lembut wajahnya yang putih kemerah-merahan. Cantik dan seperti seberkas cahaya yang singgah di rautnya yang basah bekas wudhu melambai disentuh angin malam.
0 komentar
Posting Komentar